2022-04-19 04:48:54
Manajemen konstruksi adalah salah satu bidang ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengelola pekerjaan konstruksi agar dapat selesai sesuai dengan target yang diharapkan. Pekerjaan konstruksi baik yang berskala kecil hingga besar memiliki tantangannya tersendiri. Terdapat tiga indikator utama keberhasilan suatu proyek, yaitu biaya, waktu, dan kualitas. Ketiga unsur tersebut dapat dicapai dengan pengelolaan proyek yang baik dan professional.
Biaya merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu pekerjaan konstruksi. Tanpa adanya anggaran yang tersedia pekerjaan konstruksi tidak bisa dilaksanakan. Namun, anggaran dalam pekerjaan konstruksi selalui punya batasan. Anggaran atau biaya biasanya ditetapkan sejak sebelum pekerjaan konstruksi dilakukan. Proyek harus bisa selesai sesuai dengan nilai kontrak yang telah disepakati atau dialokasikan. Jika proyek mengalami pembengkakan anggaran tanpa adanya penambahan pekerjaan baru dan atau volume, maka bisa dikatakan proyek tersebut gagal dikelola dengan baik.
Waktu biasanya juga telah ditetapkan sejak awal pekerjaan. Jika proses scheduling berjalan baik, maka waktu dan timeline pekerjaan seharusnya dapat ditepati. Sama seperti dengan anggaran, waktu pengerjaan proyek juga memiliki batasan. Namun, waktu seringkali dapat ditoleransi sehingga pekerjaan dapat terus dilanjutkan. Tidak seperti biaya yang jika habis membuat pekerjaan konstruksi tidak dapat dilanjutkan. Biasanya keterlambatan pekerjaan akan mengakibatkan kerugian dalam bentuk lain, yaitu oprasional pemanfaatan hasil pekerjaan tidak dapat dilakukan dengan segera. Jika bangunan tersebut adalah sebuah mall, maka mall tidak dapat dibuka sesuai dengan target waktu yang ditentukan. Hal tersebut nantinya akan membuat pemilik mall merugi karena mereka tidak bisa mendapatkan income.
Jika unsur biaya dan waktu dapat dipenuhi, tetapi dari segi kualitas tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan sejak awal, maka tidak bisa dikatakan pekerjaan tersebut berhasil. Pekerjaan konstruksi haruslah memenuhi unsur kualitas yang sudah ditetapkan sejak awal. Unsur kualitas biasanya akan mempengaruhi dari sisi kekuatan, keamanan, dan estetika. Jika unsur kekuatan dan keamanan tidak terpenuhi dikhawatirkan hasil pekerjaan akan cepat rusak dan membahayakan penggunanya. Sedangkan dalam segi estetika, sangat diperlukan agar pengguna dapat merasakan keindahan dari hasil pekerjaan.
Berdasarkan ketiga indikator dalam pekerjaan konstruksi tersebut untuk mencapainya memiliki cara yang berbeda – beda. Penguasaan terhadap ilmu manajemen konstruksi diperlukan. Pekerjaan manajemen konstruksi diperlukan dari tahap perencanaan hingga pelaksanaan. Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari manajemen konstruksi di dalam proyek :
1. Perencanaan: Pada tahap ini manajemen konstruksi digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi konflik dan memecahkan masalah secara kreatif.
2. Penjadwalan: penjadwalan dilakukan untu menentukan berapa lama total waktu yang dibutuhkan proyek, melacak jam kerja, dan berapa lama setiap tahap akan berlangsung.
3. Pengorganisasian: Profesional manajemen membagi proyek konstruksi ke dalam departemen dan menugaskan tugas khusus kepada anggota tim individu.
4. Staffing: Fungsi penting dari manajer konstruksi adalah untuk memastikan karyawan ditugaskan ke departemen dan tugas yang paling cocok untuk mereka.
5. Pengarahan: Manajer konstruksi melatih, mendukung, dan mengoreksi karyawan sehingga tugas mereka diselesaikan sepenuhnya dan benar.
6. Pengendalian: Mereka membandingkan pencapaian aktif dengan rencana proyek dan membuat penyesuaian untuk memenuhi tenggat waktu dan tujuan.
7. Koordinasi: Manajer konstruksi memastikan setiap departemen memahami peran mereka, jenis bantuan apa yang dapat mereka harapkan dari satu sama lain dan memiliki komunikasi yang jelas tentang perubahan rencana